1. Karangan
Ilmiah
Pengertian Karangan Ilmiah
Karangan
merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan
menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang lain untuk dipahami.
Sedangkan karangan ilmiah menurut Brotowidjoyo adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar.
Jadi,
karya ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang
dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari
suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian
pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan
pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran
yang logis dan empiris.
Bentuk
karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan
disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Ciri-Ciri Karangan Ilmiah
Ciri-ciri
karangan ilmiah yaitu:
·
Sistematis, artinya mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya.
·
Objektif, artinya pembahasan suatu hasil
penelitian sesuai dengan yang diteliti.
·
Cermat, tepat, dan benar.
·
Tidak persuasive.
·
Tidak argumentative.
·
Tidak emotif.
·
Netral, artinya tidak mengejar
keuntungan sendiri atau pihak tertentu.
·
Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Macam – macam Karangan Ilmiah
Ada
berbagai macam karya ilmiah dikategorikan menjadi 11 macam:
1) Laporan penelitian
2) Skripsi
3) Tesis
4) Disertasi
5) Surat pembaca
6) Laporan kasus
7) Laporan tinjauan
8) Resensi
9) Monograf
10) Referat
11) Kabilitasi
2. Karangan
Non – Ilmiah
Pengertian Karangan Non ilmiah
Karya
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karangan Non-Ilmiah
1) Emotif:
Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
2) Persuasif:
Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative.
3) Deskriptif:
Pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4) Kritik
tanpa dukungan bukti.
5) Fakta
yang disimpulkan subyektif.
6) Gaya
bahasa konotatif dan populer.
7) Tidak
memuat hipotesis.
8) Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
9) Bersifat
imajinatif.
10) Situasi
didramatisi
Jenis-jenis yang termasuk karya
Non-ilmiah
1. Dongeng
2. Cerpen
3. Novel
4. Drama
5. Roman
3. Metode
Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Metode
ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut kemudian diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos
uji berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Penelitian
ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan,
mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid.
Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak berdasarkan pada
perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif.
Penelitian iliah melibatkan theory construction dan theory
verification.konstruksi teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu
hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan
fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.
Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
a) Untuk
meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan
maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
b) Untuk
mengorganisasikan fakta
c) Merupakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis.
d) Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data
yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
e) Mendapatkan
pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan
yang dapat diandalkan.
Sikap Ilmiah
Sikap
ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat
melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
1) Obyektif
terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh
perasaan senang atau tidak senang. Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran
volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal
seharusnya 0,005m3.
2) Tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung
kesimpulan itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu
burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan
semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat
mendukung kesimpulan tersebut.
3) Berhati
terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun
gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika
gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka
ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
4) Tidak
mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh: Tinggi batang kacang tanah di
pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5
cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat
pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
5) Bersikap
hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja
yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja
sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat
mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh
kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
6) Sikap
ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang
ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal
penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru
dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan
tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin
untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam
menyelesaikan eksprimen.
7) Sikap
menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain
sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau
bangsa lain.
8) Sikap
tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang
hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila
belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja
dengan teliti.
Langkah – langkah penulisan ilmiah
I. Perumusan masalah
Pertanyaan
mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan
factor-faktor yang terkait di dalamnya.
II. Penyusunan kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis
Argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang
saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.Disusun secara rasional
berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan
faktor-faktor empiris yang relefan
dengan permasalahannya.
III. Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan
jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
IV. Pengujian hipotesis
Pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan
apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
V. Penarikan kesimpulan
Penilaian
apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya
dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka
hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak
terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu
ditolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar